Harusnya ini jadi buku yang (kayaknya) paling disukai dari 2 buku lainnya, tapi banyak banget yang mencegah itu.
Pertama, ofc kelakuaActual rating: 2,8
Harusnya ini jadi buku yang (kayaknya) paling disukai dari 2 buku lainnya, tapi banyak banget yang mencegah itu.
Pertama, ofc kelakuan Adam yang duh, emang judulnya udah pas fit banget ini sama kelakuannya. Tapi, kalau mau lihat sedikit lebih jauh, apa yang Adam alami itu reaksi murni dari hmm, let's say quarter life crisis. Di umur segitu dia dihadapkan sama kenyataan hubungannya nggak baik2 aja, ditambah kehadiran seseorang yang harusnya bisa jadi tameng buat dia. Cara Adam escape dari masalah emang salah, tapi somehow kelihatan manusiawi. Idk seberapa parah industri hiburan di belakang kamera, tapi apa yang Adam lakuin kayaknya banyak juga ya contohnya. Walaupun udah meyakinkan diri penulis bentuk Adam begini dengan alasan, tetep aja Adam berengsek abis.
Kedua, aku suuuka banget sama cara berceritanya di buku ini. Terus deskripsi karakter Adam yang duh jangan2 calon green (pudar) flag, nih, tapi kepentok sama pemikirannya yang toxic masculinity abis jadi semua pemikiran itu langsung amblas. Entah ini perasaanku aja atau gimana, cowok2 di sini dan buku sebelumnya (buku pertama udah lupa sebagian alurnya) selalu merasa melakukan sesuatu yang kecewek-cewekan (idk juga kenapa ada kategori cewek dan cowok dalam hal pengungkapan emosi dll yg padahal bisa dilakuin both, universal) langsung geli. Eh, bukan geli sih, enggan aja gitu ngelakuinnya. Dikit2 sebut banci. Padahal kan, nggak semua hal memalukan buat dilakuin cowok. Kadang kesel juga kenapa Adam harus berakhir begini.
Ketiga, adegan di kamar mandi pada bagian pertama itu NAH banget! Niatnya mau bikin sesuatu yang gentle, tapi duh aku malah keseeel. Kenapa sih, kamu ngelakuin itu, Dam? Nggak cowok banget tau! Mana maksa lagi (setengah maksa).
Keempat, agak kasihan juga sama Ziva karena udah bucin (hampir nggak tertolong), sedangkan yang dibucinin ya gitu, suka nggak pasti perasaannya.
Apa lagi, ya? Ada beberapa hal yang kurang sreg dan aku lupa nyatet. Cuma ingat beberapa hal di atas. Bintangnya mau kukasih full 3 karena yaaa not bad sama ceritanya, tapi konflik terakhir itu agak dipaksa, jadi turun lagi.
Semua ocehan di atas tentu preferensi pribadi. Nggak disarankan diikuti apalagi sampai kasih pengaruh buat nggak baca karena takut ilfeel dsb....more
**spoiler alert** Ulasan si bawah menurut pendapatku dan nggak ada niat untuk menjelekkan siapa pun, terutama penulis. Ini murni berdasarkan apa yang **spoiler alert** Ulasan si bawah menurut pendapatku dan nggak ada niat untuk menjelekkan siapa pun, terutama penulis. Ini murni berdasarkan apa yang aku rasakan. Jika kalian enjoy selama membaca ini dan dirasa bagus, then good. Kita hanya berbeda selera saja.
Oke, pertama, sepertinya gaya story telling penulis nggak cocok buatku. Entah karena faktor teenlit ini terbit tahun 2012 terus nggak begitu relate denganku atau memang alurnya terlalu cepat.
Kedua, aku selalu mengeluhkan perihal emosi dalam cerita dan emang iya. Susah rasanya bersimpati ke Gita atas apa yang menimpa dia terlepas dari perjuangannya mengeluarkan kelas 11 IPS 4 dari diskriminasi. Soal pengasingan 11-4 juga ugh, keterlaluan banget. Entah benar atau nggak kalau pengajuan mengasingkan kelas itu dipicu pertengkaran pribadi antara Nathan dan Radit, rasanya tetap aneh banget ...more
Dnf halaman 164 (aslinya lebih jauh lagi, tapi lupa mark di halaman berapa).
Terlalu banyak kalimat pengandaian dan jelas aku nggak setahu itu untuk meDnf halaman 164 (aslinya lebih jauh lagi, tapi lupa mark di halaman berapa).
Terlalu banyak kalimat pengandaian dan jelas aku nggak setahu itu untuk mengerti. Ditambah karakter utamanya banyak lempar lelucon, jadinya nggak bisa fokus ke emosi dia atau gimana dua sahabat yang sudah berpisah bisa balik ketemu dan berakhir ... yah begitulah. Aku langsung buka halaman terakhir karena emang sebosen itu, also buku ini tebal banget, sampai 500 halaman! Wow, mending pegang buku fisiknya. Baca digital terlalu melelahkan ...more
Oke, sekali lagi, untuk ukuran iseng nyari dan baca, buku ini keren banget! Isinya tentang Katrina dan semua keragu-raguannya. Ya, memActual rate: 4.2
Oke, sekali lagi, untuk ukuran iseng nyari dan baca, buku ini keren banget! Isinya tentang Katrina dan semua keragu-raguannya. Ya, memang semua hal di buku ini diawali dengan kalimat yang kira-kira seperti ini, "Apa aku beneran bisa?"
Keraguan Katrina sampai Deb, sahabatnya, mengajaknya agar keluar dari pekerjaan superboring dan bisa dibilang nggak memberikan mereka kebahagiaan, memilih menjelajah New York selama dua bulan. Katrina, yang dari awal sudah mengikuti jalan dari orang tua, sekaligus nggak diberi kesempatan menentukan pilihan hidupnya, awalnya ragu. Gimana kalau orang tuanya nggak senang? Gimana kalau dia ternyata nggak bisa bertahan dengan gaya hidup yang baru? Gimana kalau kehidupan yang ini sudah sangat pas buatnya? Seakan belum cukup, ketika Katrina mengiyakan dan akhirnya memilih resign, Deb datang membawa kabar buruk sekaligus nightmare untuk Katrina. Dia nggak jadi resign karena bosnya "nyaris" memohon dan menawarkan kenaikan gaji yang selama ini memang sudah diimpikan Deb. Kesal? Yah, sebagai pembaca pun aku juga ikutan kesal dan jengkel. Kesan salute pertama untuk Katrina dimulai dari sini: Ketika ia memilih meneruskan rencana petualang ke NY, meski tanpa Deb.
Judul buku ini memang secara harfiah menggambarkan apa saja yang dilakukan Katrina saat di NY. Kesan ragu, takut, dan tidak percaya diri tergambar jelas di bab-bab awal. Lalu pertemuannya dengan para tetangga apartemen, Shana dan Grace, menjadi titik awal keberaniannya tumbuh. Rasa salute-salute yang lain mulai muncul seiring cerita dan banyak sekali bagian yang aku bookmark, haha. Kelas yoga Shana lah yang paling banyak membantu Katrina menyadari potensi dan apa yang dia mau.
Serunya, banyak penjelajahan Katrina selama di NY, jadi pembaca seperti merasakan sendiri serunya acara jalan kaki Kat. Pokoknya, ini novel menghibur banget! Terjemahannya juga nggak bikin sulit, malah membuat kesan ringan, sih, haha. Sempilan hubungan Justin dan Kat bikin gemes, sayang kurang panjang, ahahaha. Bagi kalian yang akan membaca buku ini, bakal disuguhi kepolosan Katrina, mulai dari kehidupan, pilihan, juga laki-laki. Best chicklit, deh, jempolan ...more
Tidak menyangka ternyata buku ini yang menjadi pembuka tantangan di tahun baru. And it takes long time untuk ukuran **spoiler alert** Actual rate: 3.8
Tidak menyangka ternyata buku ini yang menjadi pembuka tantangan di tahun baru. And it takes long time untuk ukuran romance yang aku baca. Dan (lagi) akhirnya seri Didi dkk selesai! Lupa kapan terakhir baca seri ini, tapi I did it!
Narasinya lebih banyak digambarkan dengan teknik show dan menurutku ini hal yang ringkas, sih. Jadi, nggak perlu ada banyak dialog basa-basi yang bikin bosan. Ngomongin bosan, dari pertengahan mulai membosankan—yah, barangkali karena faktor lagi malas juga. Tipikal karakter wanita dalam buku-buku penulis adalah mereka wanita mandiri dan selalu apa ya istilahnya, kalau bisa nethink ke pasangan kenapa enggak? Tapi, ini juga salah satu bentuk defense karena biasanya pasangan mereka punya trust issue dan lain-lain.
Anyway, agak gemas dengan Ina yang bisa-bisanya berpikir kalau semuanya hanya ... fake action? Like, hey, masa dia bisa melihat ketulusan di mata mama Revel, tapi nggak bisa melihat ketulusan di mata semua orang? But, Tita more worst! Sumpah, benci banget sama dia yang bisa-bisanya bilang hal yang meragukan ke sahabatnya, bukannya kasih solusi bagaimana masalahnya selesai, ugh!
Lalu, sewaktu Revel datang melamar Ina (kalau pernyataan setengah memaksa itu bisa disebut sebagai lamaran), aku berpikir Ina bakal menolaknya, mengingat kepribadiannya yang keras dan berpendirian kuat. Sekali lagi, ada alasan kenapa Ina menerima itu, lagi pula kalau Ina menolaknya, buku ini nggak pernah ada, dong karena di blurb sudah jelas tertulis pernikahan antara keduanya XD.
Endingnya pun sebenarnya mudah kalau bisa lihat makna tersirat dari blurbnya XD however buku ini menghibur walaupun untuk ukuran romansa, 300+ halaman too much:((...more
Kalau boleh menilai, buku ini better dari buku pertamanya. Mungkin memang gaya penulis lebih cocok dengan bahasa ala terjemahan beginiActual rate: 3.8
Kalau boleh menilai, buku ini better dari buku pertamanya. Mungkin memang gaya penulis lebih cocok dengan bahasa ala terjemahan begini. Pun aku lebih nyaman bacanya.
Untuk kemistri antara Hiro dan Karen agak kurang, tapi aku enjoy dengan proses pengungkapan pelakunya. Kecerdasan Hiro emang nggak main-main walaupun ya Tuhan selalu adil karena diimbangi dengan sikap songongnya yang omong-omong kalau aku jadi Sam juga bakal cakar mukanya haha.
Kayaknya unik juga ya menemukan kaum Touché ini. Jadi penasaran dengan buku ketiganya ...more
Hm, agak terburu-buru di awal, tapi lumayan menjelang akhir. Sebenarnya mau kasih bintang 2 karena sewaktu baca kerasa diburu-buru banget ㅠㅠ terlebih Hm, agak terburu-buru di awal, tapi lumayan menjelang akhir. Sebenarnya mau kasih bintang 2 karena sewaktu baca kerasa diburu-buru banget ㅠㅠ terlebih nggak ada feel waktu jelasin kondisi keluarga ketiga tokoh utamahya. Jadi agak ... yah kosong aja.
Waktu kucek, ternyata cetakan pertamanya terbit tahun 2011, ya, jadi wajar dari bahasa dan alurnya agak kurang pas kalau diterapkan ke masa sekarang. Terlebih bahasa campuran yang dipakai Pak Yunus. Like, yeah, aku tahu beliau sering bepergian ke luar negeri, tapi baca kalimat, "Boleh saya minta a glass of water?" terasa agak geli-geli gimana gitu. Terkesan maksa:((
Banyak banget quotes dan kalau boleh dibilang "pelajaran" tersiratnya, meski kemistri antara Riska dan Indra kurasa masih kurang. Well, mau lanjut baca buku keduanya dulu .......more
Hah, kukira bakal ada adegan drama masuknya cowok ke circle persahabatan cewek-cewek, lalu pada cemburu ke salah satu cewek yang ditaksir sama si cowoHah, kukira bakal ada adegan drama masuknya cowok ke circle persahabatan cewek-cewek, lalu pada cemburu ke salah satu cewek yang ditaksir sama si cowok. Ternyata lebih dalam maknanya haha. Demennya karena pertama, buku ini nggak lebih dari 200 halaman (ya ya ya, memang lagi malas baca yang tebal2). Kedua, ternyata nggak melulu soal percintaan, tapi lebih menitikberatkan fokus ke keluarga dan persahabatan.
Sahabat macam Ella ini memang selalu ada di circle kita, cuma agak sensi juga kenapa dia bisa tega banget berbuat begitu ke Nina, padahal Nina pun nggak bisa menolak privilesenya. Terus julukan Ella ke Pak Yohan itu memang lucu, sih, tapi nggak lagi jadi lucu banget kalau teman dekatmu adalah anak dari guru itu. Paham banget posisi Nina antara mau marah tapi dia sahabatnya sendiri atau membela bapaknya dengan konsekuensi makin disegani anak-anak lain.
Anyway, 3.8 buat teenlit yang banyak menyirat maupun menyuratkan "pelajaran" ini....more
Buku ini memang masuk kategori Teenlit, tapi konflik di dalamnya benar-benar kompleks. Pantas saja beberapa review yang aku baca sebelActual rate: 3.8
Buku ini memang masuk kategori Teenlit, tapi konflik di dalamnya benar-benar kompleks. Pantas saja beberapa review yang aku baca sebelum mengetahui sendiri berkata jika kisah Aruna dan Samudra ini cukup kelam.
Awalnya kukira hanya masalah keluarga yang membuat cerita ini sedikit lebih berat dari kebanyakan teenlit yang kubaca, tapi ternyata lebih dari itu. Kalimat-kalimat "sihir" (begitulah yang tertulis di halaman profil penulis) Kak Pricillia membuat kisah Nona Sinis dan Tuan Pesimis menjadi begitu dalam. Well, yah, memang ada beberapa bagian yang malah membuat bingung saking "kaku" kata-katanya.
Sebenarnya masih belum bisa lega walaupun tahu bakal ada buku lanjutannya. Rasanya ending di buku ini agak ... terlalu diburu. Yah, sebenarnya aku mau banget menjelaskan, tapi nanti bakal spoiler haha....more
Not the most worst story dari seri ini, tapi somehow agak kurang klik dengan karakter ceweknya. Kenapa kebanyakan udah aged, tapi kelakuannya kayak maNot the most worst story dari seri ini, tapi somehow agak kurang klik dengan karakter ceweknya. Kenapa kebanyakan udah aged, tapi kelakuannya kayak masih labil sangat. Well, sepertinya bakal kasih 3.8 aja buat buku ini.
Kisah Titania dan Reilley ini menarik sih, bertemu lewat takdir dan memutuskan mengenal lebih jauh lewat blind date. Menariknya, semua insiden ada benang merahnya. Selebihnya diselingi perasaan gemas dan greget.
Parahnya greget dengan kelakuan super nyeleneh si Tita ini. Bisa-bisa dia menghubungi Brandon buat... ah silahkan baca sendiri dan menentukan jenis kekesalan apa yang akan kalian tumpahkan ke sini. Maybe bakal baca seri lain sebelum berlanjut ke Pentagon series? Soalnya walaupun kelakuan karakter ceweknya kadang idih, tapi bikin candu, apalagi alur dan kejutannya. Eh, sama kadar kemanisannya yang ketakar sih, hehe....more
Yo! Akhirnya mengawali Pentagon Series dengan kisah Lea dan Taran. Hm, agak berbeda vibes dengan karya-karya penulis yang lain, tapi buku ini lebih ngYo! Akhirnya mengawali Pentagon Series dengan kisah Lea dan Taran. Hm, agak berbeda vibes dengan karya-karya penulis yang lain, tapi buku ini lebih ngalir aja, mungkin karena jokes dari anak-anak Pentagon sendiri atau dari Leanya.
Lea yang awalnya nggak mengerti kenapa temannya, Bel, sangat tergila-gila dengan Pentagon, harus menelan bulat pernyataan itu. Setelah insiden tabrakan karena menghindari cowok aneh di Bali, Taran dibuat penasaran dengan sosok Lea. Well, mereka sempat berpisah selama 6 bulan sebelum dipertemukan kembali (eh, lebih tepatnya akhirnya Taran beraksi haha).
Karakter tokoh-tokohnya menghibur dan yah ketakutan Lea pun terjawab di bagian akhir-akhir, tapi kenapa aky tetap tidak kaget dengan alasan Reiner memutuskan pertunangan? Hiks.
Anyway, kepengin baca yang lain, tapi nunggu selingkuh dengan yang lain dulu, hihi. 3.5 for this book, not bad but not perfect too, yah no more no less, lah xD...more
Masa SD Nadia mendadak seperti neraka, karena ada cowok super usil yang selalu ingin membuat masalah dengannya, terlebih hobi gangguin dia. Setelah luMasa SD Nadia mendadak seperti neraka, karena ada cowok super usil yang selalu ingin membuat masalah dengannya, terlebih hobi gangguin dia. Setelah lulus SD dan pindah ke Jakarta, hidupnya perlahan mulai kembali normal, sebelum kejadian terbangun pagi hari di kamar hotel milik orang asing--yang kebetulan adalah orang dari masa lalunya--membawa titik balik dalam hidup Nadia.
Oke, overall nggak kecewa banget sama tulisan AliaZalea, pun ini bukan novel pertama karya penulis yang aku baca. Setelah membaca adri dkk series ini sepertinya yah dibilang cukup menghibur, apalagi sifat Kafka yang kelewat jahil.
Karakterisasinya lumayan, agak kebanting sewaktu Kafka nongol lagi di Empire. Menurutku dia turns out jadi boy, not a man, ugh. Pun terlalu banyak narasi yang hampir satu paragrafnya satu lembar, bikin bosan ㅠㅠ
Cukup 3.8 saja untuk seri ketiga, not bad, setidaknya lebih oke daripada kisah Adri (ampuuuun, haha)....more
Persoalan cinta dengan sahabat, tetapi banyak halangan. Itu sih intinya. Kadang sebel sama Kay yang terlalu muluk, maju mundur terus. Kadang sebel samPersoalan cinta dengan sahabat, tetapi banyak halangan. Itu sih intinya. Kadang sebel sama Kay yang terlalu muluk, maju mundur terus. Kadang sebel sama Lyn yang suka menyembunyikan perasaan. Sewaktu Ethan bilang kalau Lyn itu ribet, seharusnya dia tinggal tarik persetujuannya, lalu selesai, itu aku setuju banget!
Well, ceritanya kompleks, sih. Masa lalu kelam Kay dapat nilai plus, jadi aku bulatkan jadi 3 bintang. Entahlah, somehow aku merasa alurnya flat saja. Kejutan-kejutan yang bikin greget pun kurang berkesan. Mungkin bakal baca karya penulis yang lain, hihi....more
Berawal dari kegusaran Kesya karena kedatangan Rafael, playboy nomor satu di sekolah, latihan drama menjadi kacau. Reputasi buruk Rafael semakin menamBerawal dari kegusaran Kesya karena kedatangan Rafael, playboy nomor satu di sekolah, latihan drama menjadi kacau. Reputasi buruk Rafael semakin menambah poin negatif di mata Kesya. Apalagi setelah cowok itu memutuskan pacar terakhirnya, Dara, dan secara terang-terangan mulai mengejarnya.
A whole story nod bad, hanya saja part awal terasa menjemukan. Yah, memang kisahnya juga playboy tobat, tetapi salut juga sama Kesya yang nggak begitu saja langsung luluh setelah dirayu Rafael (setidaknya jaim dululah).
Tiga orang yang aku garis hitam: Rafael (karena terlalu bodoh), Windy (karena terlalu egois), dan Dara (karena terlalu licik).
Jadi manager tim sepak bola yang merangkap manager urusan taruhan bola? Hm, sebagian orang jelas menghindar dari risiko ketangkap pihak OSIS lalu disiJadi manager tim sepak bola yang merangkap manager urusan taruhan bola? Hm, sebagian orang jelas menghindar dari risiko ketangkap pihak OSIS lalu disidang di ruang kepala sekolah. Pilihan berisiko itu diambil oleh Tari, karena tidak bisa ikut bermain bola (yah, cewek main bola di sekolahnya minim--atau malah nggak ada--banget) manajer pun jadi.
Pilihan berisiko ini membuat Tari nggak bisa sembarangan bicara, apalagi di depan anak OSIS! Tapi gimana tuh ceritanya kalau cowok yang ditaksir sejak kelas 10 adalah ketua SIE keolahragaan di OSIS?
Sewaktu menemukan buku ini aku langsung berseru, "Yes!" Seneng nggak karuan, karena berhasil menemukan teenlit yang bahasanya masuk dan nggak sekedar lo-gue (istilah dariku untuk novel remaja yang kebanyakan lo-gue, tapi feelnya nggak sampai). Bahasanya mudah dipahami and jokesnya nggak garing!
Selain itu dramanya nggak terlalu mendominasi, malah greget abis sama Tari dan Rashid. Bukan hanya sekedar romansa, tapi juga kebersamaan dan kerja sama tim. Sebenarnya nggak mau kasih 4 bulat, tapi berkat pemikiran Tari yang oke banget (penasaran apa pemikirannya, baca sendiri :p), aku rela kasih bintang 4! (Maaf belum bisa 5, soalnya masih greget sama adegan terakhir di parkiran motor setelah pengakuan itu). Sukses buat penulis! <3...more
Karena buku ini kumpulan cerpen, maka aku akan review per cerpennya:
• Buku Panduan Memahami Salsa Bangtan Sonyeondan by Ruwi Meita. Dari judulnya aja Karena buku ini kumpulan cerpen, maka aku akan review per cerpennya:
• Buku Panduan Memahami Salsa Bangtan Sonyeondan by Ruwi Meita. Dari judulnya aja ketebak banget ya, Mbak Ruwi ini seorang ARMY, haha. Anyway, misi Salsa untuk kabur dan memberikan teka-teki pada sang mama agar menemukan tempat persembunyiannya langsung mengingatkanku pada sosok penulisnya sendiri, Mbak Ruwi banyak menulis novel bergenre HTM, jadi tidak heran kalau konsepnya jadi begini. But, puas banget deh, keren juga bisa menciptakan clue-clue macam itu.
• Avana dan Ayana by Christina Tirta. Kisah ibu muda yang menghkawatirkan kedua anaknya yang berbeda potensi. Cerita ini banyak mengambil air mata dan hikmah yang banyak. Perfecto banget pokoknya. Oh iya buat pembaca Dangerous Love, cerpen ini semacam spin-off gitu, lho. Wajib baca!
• Tiga Cinta by Ken Terate. Aaa, rasanya kangen baca tulisan Mbak Ken lagi. Di sini bercerita tentang 3 ibu dengan problematika berbeda mengenai buah hati mereka. Duh, mengharu biru pokoknya. Tipikal Mbak Ken dalam menciptakan karakter jahat, awalnya pasti bikin kesel banget sampai pengin masuk ke novel terus menyeret si tokoh antagonis biar insaf, tapi sewaktu ending dibuat melt dan banyak amanah dari cerita. Rasa sebal langsung hilang, karena selalu disadarkan jika hidup berjalan seperti ini, tidak melulu baik atau buruk saja, seimbang. Haha, kepanjangan ini review xD
• Hai Ma by Mia Arsjad. Haha, ini cerpen paling bikin ketawa sekaligus nangis, sih. Beneran selama baca ketawa-ketawa mulu karena kelakuannya Sakti.
• White Flag by Malashantii. Buat cerpen ini bikin tersentuh dan bikin lebih melek sama kata kemandirian. Cara berceritanya bikin pembaca ikutan masuk dan diaduk emosi soal pilihan hidup tokoh utama. Super keren!
• Sweet Child O Mine by Lea Agustina Citra. Untuk yang terakhir ini sama-sama bikin terharu. Emosinya masuk walaupun nggak semaksimal yang lain, tapi tetep oke banget. Suka sama si bapaknya haha, temenan sama Sakti cocok, nih.
Anyway, udah pasti kumcer ini pantes dapet 5 bintang! Wow, my first 5 stars in this month. Bahasanya yang lugas dan jelas, ditambah lagi emosi yang dibawakan karakternya dalam bersikap terhadap putra-putri mereka bikin aku, yang belum punya basic apa pun soal rumah tangga, ikut terhanyut dan dapat banyak banget pelajaran dari sini. Sukses selalu buat para moms!...more
Bagi Rezia, jatuh cinta pada laki-laki berusia 3 tahun lebih muda dan masih bujangan adalah hal yang mustahil! Dia kan janda, apa kata orang nanti jikBagi Rezia, jatuh cinta pada laki-laki berusia 3 tahun lebih muda dan masih bujangan adalah hal yang mustahil! Dia kan janda, apa kata orang nanti jika mereka menjalin hubungan? Apalagi si laki-laki adalah bosnya sendiri!
Bagi Wira, jatuh cinta pada janda beranak satu adalah hal yang freak. Dia masih bisa menggaet banyak gadis, tapi bukan janda! Apa kabar reputasinya jika dia ketahuan menyukai janda anak satu yang ternyata sekretarisnya sendiri?
Kisah mereka naik-turun, bikin kesel sih kebanyakan, haha. Pertama, si janda alias Rezia Kartika yang super jaim. Pen-denial nomor wahid. Gemes banget sama lain-di-mulut-lain-di-hatinya itu. Well, alasannya sih baik, untuk menjaga reputasinya sebagai seorang janda. Tapi so what? Dia toh nggak berusaha menggoda atau berbuat "nakal". Rezia ini hanya punya ketakutan berlebihan soal statusnya. Lalu si Wira juga sukanya menggoda terus. Huh, jadi bikin Rezia tambah dongkol dan makin salah paham!
Pertama kali menemukan dialog batin nggak pakai italic, alih-alih bold, hm menarik. Kemistrinya nggak sedalam itu, entahlah, mungkin sudah dibikin sebal duluan dengan kejaiman Rezia, jadi nggak bisa fokus ke inti cerita. Untuk judul, entahlah, sepertinya belum menemukan korelasi yang pas dengan isi cerita selama membaca buku ini.
Intinya, 3 bintang saja (bisa nambah dikit kalau endingnya enggak gitu banget, kayak terkesan di-press)....more
Katrina mendadak butuh kerja part-time setelah tahu sang ayah pensiun. Kegemarannya belanja tentu saja tidak bisa langsung dihilangkan begitu saja, apKatrina mendadak butuh kerja part-time setelah tahu sang ayah pensiun. Kegemarannya belanja tentu saja tidak bisa langsung dihilangkan begitu saja, apalagi kalau ada baju dan tas yang lucu, ugh! Berkat info dari sahabatnya, Alya, ia berhasil mendapat pekerjaan paruh waktu menjadi asisten komikus ternama di Indonesia, J.F. Ran. Impresinya ketika proses wawancara ternyata salah besar saat dirinya diterima kerja dan mendapati bosnya itu jutek dan galak abis!
Kisah keluarga Katrina sendiri menurutku sudah bagus, hanya saja kurang nendang. Memang sih diselipkan komedi, tapi jatuhnya malah mengurangi empati pembaca, apalagi dengan sifat Katrina yang masih mikirin belanja, ugh. Lalu soal masa lalu Ran, ini sih yang aneh. Numb, kira-kira begitulah perasaanku sewaktu Ran malah menjalankan rencana "serigala berbulu domba". Untungnya kehadiran Katrina di sini sebagai penetral bahkan penyembuh, jadi karakternya selain hobi habisin duit juga berguna buat orang lain. Pas lah.
Bagiku 3.5. Romansanya menarik dan lugas. Sempat sebal sama pacar si Ran yang super duper posesif, tapi namanya juga karakter antagonis, haha....more
Loading...
