Lompat ke isi

Gangguan eliminasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gangguan eliminasi adalah gangguan dalam mengatur atau mengendalikan proses buang air kecil atau buang air besar. Gangguan ini biasanya terjadi di anak kecil atau remaja. Termasuk di dalam gangguan ini adalah enuresis, atau buang air kecil di tempat yang tidak semestinya, dan enkopresis, atau buang air besar di tempat tidak semestinya. Kategorisasinya dibagi atas waktu gangguan terjadi, malam atau siang hari, serta ada tidaknya gangguan pencernaan seperti sembelit atau lepasnya cairan tubuh secara tidak terkendali dalam enkopresis. Biasanya enuresis dan enkoperesis adalah kondisi yang terpisah, walaupun bisa muncul bersamaan.[1]

Diagnosis

[sunting | sunting sumber]

Kriteria untuk bisa ditentukan sebagai enuresis:

  • Berulangkali membasahi kasur atau pakaian dengan urin, baik sengaja ataupun tidak sengaja
  • Kebiasaan ini secara klinik terjadi secara signifikan, bisa terjadi sepanjang hari, atau setidaknya dua kali seminggu selama 3 bulan terakhir, atau kondisi kesulitan dalam hal akademis, sosial, atau fungsi penting lainnya
  • Berumur setidaknya lima tahun
  • Tidak berhubungan langsung dengan fungsi fisiologis tertentu atau efek samping dari pengobatan (misalnya penggunaan obat diuretik atau obat antipsikotik) atau kondisi medis lain (misalnya diabetes, spina bifida, atau gangguan kejang.[1]

Kriteria untuk ditentukan sebagai encopresis:

  • Berulangkali buang air besar di tempat yang tidak semestinya, misalnya mengotori pakaian atau di lantai, baik sengaja maupun tidak sengaja.
  • Setidaknya satu kali terjadi tiap bulan selama 3 bulan terakhir
  • Berumur setidaknya empat tahun
  • Tidak berhubungan langsung dengan fungsi fisiologis tertentu atau efek samping dari pengobatan (misalnya penggunaan obat laksatif) atau kondnisi medis lain, kecuali dalam keadaan konstipasi.[1]

Angka kejadian

[sunting | sunting sumber]

Sekitar 10 persen dari anak umur 6 hingga 10 tahun di seluruh dunia mengalami enuresis. Sementara 15-20 persen dari anak umur 5 tahun mengalami enuresis pada malam hari, yang biasanya menghilang dengan sendirinya begitu usianya bertambah. Sekitar 2-5 persen remaja masih mengalami enuresis malam hari. Sekitar 3 persen remaja dan 0,5 sampai 0,1 persen oran dewasa masih mengalami enuresis. [2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c American Phsyciatric Accosiation. Diagnostic and Statiscal Manual of Mental Disorders - DSM 5. American Phsyciatric Publishing. Washingon DC dan London:2013
  2. ^ Elimination Disorders. dari situs lumenlearning.com