Ajeng Mardiharso Rahmawan

Add friend
Sign in to Goodreads to learn more about Ajeng.

https://www.goodreads.com/deerahmawan

Loading...
Titon Rahmawan
“Untuk siapa sebenarnya kita menulis, kalau bukan untuk diri sendiri? Untuk mengenangkan kesementaraan atau untuk mengekalkan kepedihan?

Untuk apa kita menulis? Kita sudah telanjur menua bersama waktu. Ingatan yang lapuk dan lembar kenangan yang mungkin saja sia-sia.

Untuk apa kaugoreskan perasaanmu? Menyeka ingus dan air mata sendiri. Membuat luka perih itu semakin menjadi-jadi.

Untuk apa kautorehkan pikiranmu? Untuk menolak lupa atau sekedar menebalkan kemuakan pada diri sendiri?

Untuk apa membuang waktu, dari apa yang kita yakini tak bakal abadi?

Demikianlah, aku menulis bukan untuk apa atau siapa. Aku menulis karena aku menemukan kesenangan saat melakukannya.

Aku menulis, karena aku ingin menulis.”
Titon Rahmawan

Titon Rahmawan
“Masih ada rumah lain di tengah hutan yang bukan milikmu. Ia masih serupa misteri yang sengaja engkau sembunyikan. Mata buta, telinga tuli.

Demikianlah hidup, ia tetaplah teka-teki yang tak terselami hingga lembar terakhir menjelang kematian.

Kudapati engkau duduk berdua di beranda. Sedang bercakap dengan diri sendiri atau entah dengan siapa. Memperdebatkan hal-hal asing yang tak perlu. Mengupas kulit filsafat atau inti agama yang tak pernah engkau yakini kesahihannya.

Kebenaran tak ada di dalam pikiran-pikiran kosong yang tak menyadari kedunguannya sendiri. Bagimu ia tak lebih dari fatamorgana.

Ia bisa jadi jasad yang terkubur di tanah tak bertuan, atau di tengah hutan tak berpenghuni. Kegelapan menyelinap dari balik rasa penasaran kita. Menikam dengan pisau yang tak sepenuhnya kita sadari. Mencekik tanpa iba sampai mati.

Di mana kisah ini sampai ke penghujung jalan. Kematian demi kematian datang menjemput, tak ada lagi waktu untuk berpaling.”
Titon Rahmawan

Titon Rahmawan
“Semangat Api Murni

Apakah kita sungguh-sungguh sedang terhimpit oleh kesulitan? Ketika para pemimpin saling melemparkan agitasi dan mosi tidak percaya. Siapa yang benar dan tidak? Siapa yang harus kita ikuti?

Kita tidak bisa melihat keluar dan lalu memproklamirkan diri sebagai seorang pejuang atau pemberontak. Kita tidak menjadi pahlawan dengan cara seperti itu. Kita tidak bisa melakukannya tanpa berusaha melihat ke dalam diri.

Apakah kita sudah bercermin tanpa membuat kacanya retak? Apakah kita sungguh berdiri atas kemauan kita sendiri atau atas kehendak orang lain? Apakah kita berjuang dalam semangat api yang murni?

Apakah kita sudah mampu melepaskan diri dari motif-motif yang membuat kita terbelenggu oleh kepentingan diri sendiri? Apakah kita telah siap untuk berjihad dan menjadi syuhada?”
Titon Rahmawan

Titon Rahmawan
“Seperti mengulang frasa yang sama. Roda yang terus menerus berputar sebelum kemudian berhenti. Setiap perjalanan bukan lagi jarak dari diri sendiri. Pada waktunya semua orang akan mengerti. Demikian pula kita. Ada yang masih mencari, ada yang telah menemukan. Sisi lain dari diri sendiri. Menjadi yang terbaik atau tidak sama sekali. Meninggalkan jejak di atas pasir, menera tawa pada desau angin atau gelora ombak. Setiap peristiwa mengukir kenangan. Mungkin sedih mungkin juga bahagia. Walau pada akhirnya semua orang harus pulang.”
Titon Rahmawan

Titon Rahmawan
“Pemberontakan

Omong kosong apa ini? Kita tidak berada di sini saat ini. Setidaknya, kita tidak berharap demikian. Berusaha keluar dari apa yang orang pikir tentang diri mereka sendiri. Semua kesia-siaan ini. Bumi yang kita pijak perlahan terbakar.

Apakah pernyataan serupa itu yang ingin engkau tulis? Engkau teriakkan? Apakah ini akan berakhir dengan sia-sia? Pemberontakan hasrat. Tak ada kesucian atau kebenaran yang setengah jadi.

Semua omong kosong itu adalah palsu. Kebencian yang di tanam orang dari ketidakpercayaan mereka sendiri. Pertentangan jiwa, pergumulan batin, atau apalah namanya. Kemana mereka akan pergi? Setelah bertahun - berabad menunggu. Apakah kita akan menemukan jalan atau selamanya bakal tersesat?

Terlalu lama kita tertidur dalam ilusi kegilaan ini. Angkara murka ini. Segala hal yang tak kita yakini kebenarannya. Semua orang mencari kebenaran mereka masing-masing. Saling acuh dan tak peduli.

Apakah kita merasa beruntung dengan kebodohan kita? Dengan segala kenaifan kita? Menerima semuanya tanpa sanggup melawan? Apakah kita telah dibutakan oleh realitas semu, yang tak menyentuh harkat hidup kita yang paling hakiki?

Kebenaran seperti apa yang masih kita perdebatkan? Kesejatian apa yang masih kita cari? Kalian yang berasa papa, yang masih terkungkung oleh penderitaan. Bangkitlah! Hiduplah! Angkatlah bebanmu sendiri! Sekiranya engkau belum mampu meringankan beban orang lain.”
Titon Rahmawan

year in books
Titon
459 books | 293 friends

Dee
Dee
0 books | 1 friend

Wawan
0 books | 1 friend




Polls voted on by Ajeng

Lists liked by Ajeng