,

Sajak Quotes

Quotes tagged as "sajak" Showing 1-30 of 151
Sapardi Djoko Damono
“Waktu berjalan ke Barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang.
Aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan.
Aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang,
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan.”
Sapardi Djoko Damono

Leila S. Chudori
“Kematianku tak lebih dari seperti saat seorang penyair menuliskan tanda titik pada akhir kalimat sajaknya.”
Leila S. Chudori, Laut Bercerita

“Delusi leluasa beranjak dari linimasa, menerka jarak dari lesatnya sang warsa.

Kau tau kenapa kata ingin itu ada?
Itu karena kata butuh masih terasa begitu asing di kepala.”
Robi Aulia Abdi

Goenawan Mohamad
“Apa guna warna langit dan bunyi jengkerik? Apa guna sajak dan siul? Yang buruk dari kapitalisme adalah menyingkirkan hal-hal yang percuma.”
Goenawan Mohamad, Pagi dan Hal-Hal yang Dipungut Kembali

“Dulu kita pernah tertawa,
bahkan berbagi senja sepiring berdua.

Dulu kita pernah merdu di telinga,
namun kini ia hanya sebatas kata.”
Robi Aulia Abdi

“Hadirmu seperti senja, indah namun sementara.”
Candhikkala

Titon Rahmawan
“Tujuan utama kehadiran sebuah sajak, bukan sekedar untuk merayakan kepedihan, atau mengungkapkan rasa sekedar. Ia harus sanggup memberikan kehidupan dan tempat yang seluas-luasnya bagi kreativitas. Sebagaimana batu hidup bersama dengan waktu dan menjeritkan kebisuannya. Sebagaimana waktu hidup dan berdetak di tengah tengah kita bersama keberadaan kata-kata.”
Titon Rahmawan
tags: sajak

“Pelukmu bagiku adalah teduh, tempat berlabuh segala asa yang tiba untuk berkeluh.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“I don't think that anyone can decide all the paths that we will take in our lives. Because in the end, we are the only ones who understand better in dealing with our own solitudes.”
Robi Aulia Abdi

“Ku tak mengira akan sejauh selat, untuk kita yang pernah dekat tanpa sekat.”
Rizaldyruben

“Selalu akan ada bahagia, setelah melewati segala macam bahaya.”
Rizaldyruben

“Perihal Langit Malam:
aku teringat sebuah kisah,
tentang bulan dan bintang
yang tak pernah menyoal
siapa sejatinya yang pertama hadir,
atau siapa yang harus lebih dulu ada;

tiba-tiba langit bergemuruh,
katanya demikian:
mereka hanya bergerak,
sekali tempo menjauh,
dua kali mendekat,
hingga mereka bertemu,
suatu saat nanti.”
Epaphras Ericson Thomas

Jack Malik
“ipoh dua ekstrem: / sama ada ang benci; / atau madly jatuh hati.”
Jack Malik

“Ia dan lelaki itu kini berhadap-hadapan. Tak ada yang berbicara tapi keduanya seolah paham, siapa yang harus pergi dari mengapa dan apa yang hilang dari bagaimana.”
Ibe S. Palogai, Struktur Cinta Yang Pudar

“Aku sangka tubuhku cukup kuat berjalan setelah hujan, tetapi angin kumbang dan gigil siapa yang
membekapku?”
Ibe S. Palogai, Struktur Cinta Yang Pudar

“aku masih bayang pada laut, pada pasang yang menyamar menjadi kebahagiaan, segala daya kusangka telah menyentuh kedalaman dirimu dan mengabulkan rapuh keraguanku, aih! rupanya kau melarungku pada muram derasmu.”
Ibe S. Palogai, Menjala Kunang-Kunang

“Semesta mimpi dalam tidurmu itu
sejatinya terdiri dari ingatan dan tanya
yang datang silih berganti.

Kadang hanya ingatan yang tiba,
kadang pula tanya serupa gema.

Tapi tentu,
tentu kau boleh
memaknainya sesuka hati.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Dalam berpuisi,
bahasamu boleh saja tinggi,
tapi hatimu tetap harus rendah.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Tapi percayakah kau, kekasih,
bahwa yang tak pernah tergantikan
dari waktu adalah percakapan?”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Realitas kehidupan jika tidak diusik
di dalam sajak, ia hanya akan
menjadi keset kaki toilet yang
bertuliskan W-E-L-C-O-M-E.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Bila suatu saat nanti
engkau dijangkit penyakit goblok
dan tak lagi ingin mengenaliku,
maka saat itu, sebiadab mungkin
kupastikan aku telah melupakanmu.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Apa yang sia-sia dari manusia
sejatinya adalah bertahan
dalam kebodohan, kekasihku.

Dan kau tak akan pernah mengerti,
betapa aku lebih memilih menjadi sia-sia,
dibandingkan harus melupakanmu.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Pada akhirnya idealisme hanya akan jadi semacam televisi hitam putih ketika semua orang beralih pada hal yang lebih canggih.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Rindu. Kadang pahit seperti empedu, kadang manis bagai senyumanmu.”
Candhikkala

“Kotak Kayu Tua:
Ada dalam sebuah kotak kayu tua,
sang penanda waktu menjalankan tugasnya,
dengan selembar kaca melindunginya;

ada dalam sebuah ruang,
kotak kayu besar nan tua itu
diletakan di sisi kanan tuan-nya,
yang duduk juga menjalankan tugasnya;

mereka bercakap dalam syahdu,
memahami segelintir makna
dari sebuah hakikat tentang semesta ...
.... kita bicara soal waktu

— Epaphras Ericson Thomas”
Epaphras Ericson Thomas

“Kotak Kayu Tua:
Ada dalam sebuah kotak kayu tua,
sang penanda waktu menjalankan tugasnya,
dengan selembar kaca melindunginya;

ada dalam sebuah ruang,
kotak kayu besar nan tua itu
diletakan di sisi kanan tuan-nya,
yang duduk juga menjalankan tugasnya;

mereka bercakap dalam syahdu,
memahami segelintir makna
dari sebuah hakikat tentang semesta ...
.... kita bicara soal waktu”
Epaphras Ericson Thomas

“Kerinduan sejatinya seumpama biji anggur yang kaucampakkan di halaman rumahmu dan kini ia menjalar-jalar, kekasih.”
Robi Aulia Abdi

“Hal yang paling busuk dari sebuah hubungan barangkali adalah menjadikan cinta sebagai alasan untuk melegitimasi perpisahan.”
Robi Aulia Abdi

Jack Malik
“BILIK KITA DI A6-12 DAN BILIK-BILIK LAIN BAKAL KITA BERADU

selautan kucing kaliko
langit berwarna kaki mereka
seekor anjing hitam tersengih
burung pipit mulutnya penuh
matahari bersaiz biji-bijian
bulan dalam setiap butir
biji-bijian tadi & secupak
tasik dipenuhi malam:

beginilah cara aku mencintaimu
—dengan seluruh lembut kemungkinan”
Jack Malik, Gampang!

Jack Malik
“aku paling ipoh bila jauh menjadi / kata nama & kata kerja, serentak.”
Jack Malik, Gampang!

« previous 1 3 4 5 6